DLHK Sidoarjo Selidiki Penyebab Kualitas Udara Kecamatan Krian Terburuk di Indonesia

Struktur Organisasi

Dalam beberapa minggu terakhir, Kabupaten Sidoarjo telah dikenal karena memiliki kualitas udara yang paling buruk di seluruh Indonesia. Khususnya di Kecamatan Krian, situasinya sangat memprihatinkan.

Situs pemantau kualitas udara IQAir telah melaporkan bahwa Kecamatan Krian memiliki kondisi udara yang paling buruk.

Masalah ini telah direspons oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo. Kepala DLHK Sidoarjo, Bahrul Amiq menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Timur untuk mengatasi situasi ini.

“Kami telah bekerja sama dengan DLH Jatim untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas udara di Krian,” ungkap Bahrul Amiq, Kepala DLHK Sidoarjo saat dipertanyakan.

Penyebab dari kondisi buruknya kualitas udara di Kecamatan Krian masih belum dapat dipastikan. Amiq, sebagai pihak berwenang, mengatakan bahwa proses identifikasi masih sedang dilakukan untuk menentukan apakah penyebabnya berasal dari industri, usaha rumah tangga, atau usaha lainnya.

Menurut pengetahuan saya, Krian adalah daerah yang dikenal karena banyaknya industri rumahan yang memproduksi tahu. Hal ini sudah diketahui oleh banyak pihak.”

Untuk meningkatkan kualitas udara di Sidoarjo, perlu dilakukan rekonseptualisasi penggunaan pembakaran di industri rumahan. Ini adalah langkah penting dalam memperbaiki situasi lingkungan dan menjaga kesehatan masyarakat.

Ini berarti bahwa usaha tersebut dapat tetap bertahan, tanpa mencemari udara dan ramah lingkungan.

“Saya pribadi telah merancang sebuah inovasi alat pembakaran yang ramah lingkungan,” kata dia.

Sebelum memperkenalkan inovasi alat pembakaran yang lebih efisien, kami akan berkomunikasi dengan para pelaku usaha untuk memastikan bahwa mereka paham manfaat yang dapat diambil. Kami berusaha untuk membuat biaya penggunaan alat ini semurah mungkin agar semua dapat merasakan manfaatnya.

Pengusaha UMKM selalu berusaha untuk meminimalkan biaya operasional dan mendapatkan keuntungan yang besar. Jika mereka dipaksa untuk mengadopsi inovasi dengan biaya tinggi, bisnis mereka mungkin akan merugi.

“Menemukan keseimbangan ini adalah hal yang sulit. Inovasi harus didasarkan pada kebutuhan, bukan dipaksakan,” demikian dikatakannya.